Tauhid Nur Azhar

Menuju Kota Bijaksana yang Bernama Arunika

Semalam saya bermimpi landing di sebuah kota masa depan, namanya kota Arunika, bahasa puitis dari cahaya pertama yang menyapa bumi di pagi hari, fajar shadiq, demikian pujangga Arab menamainya.

Arunika ini mungkin cucu dari kota cerdas Nusantara yang dibangun di Penajam Paser Utara. Pendaratan di bandara otonom Arunika dengan pesawat otonom berbahan bakar hidrogen dan tenaga surya, terasa sangat mulus dan hampir sempurna.

Bandara Arunika ini sepenuhnya dioperasikan dengan sistem otonom, mulai dari proses tiketing, check in, security check point, sampai boarding gate dan pemeriksaan keimigrasian dan bea cukai dijalankan oleh sistem terotomasi.

Mekanisme pengenalan biometrik seperti face recognition telah diterapkan untuk semua proses pasasi sampai sekuriti. Hingga nyaris tak ada lagi tenaga kerja manusia yang terlihat di sana.

Keluar dari gate kedatangan sayapun langsung menuju stasiun kereta LRT otonom dengan sistem kendali GoA-4 atau grade of automation 4, yang sudah tidak membutuhkan intervensi manusia dalam proses pengoperasiannya.

Tiba di stasiun hub intermoda tengah kota Arunika, saya disambut oleh taman rejuvenating environment dengan kolom-kolom Algae hijau biru berselang-seling denga kolam-kolam yang di atasnya terdapat kanopi-kanopi lapis tipis sel fotovoltaik dengan materi maju sebagai bahan utama pembuatnya.

Pedestrian dengan teknologi next Pavegen yang memanfaatkan induksi elektromagnetik untuk mengubah energi kinetik dari langkah kaki para pejalan menjadi listrik, tampak di seputar pusat kota sampai kawasan permukiman.

Sementara di jalan yang lengang dan berlapis material cerdas serta dinaungi dome menyerupai tube berlapis thin layer photovoltaic, tampak kendaraan ARRT atau autonomous rail rapid transit yang dicatudayai baterai Natrium Solid State yang murah dan ramah lingkungan lalu lalang dengan kecepatan konstan dan dipandu sistem navigasi berbasis sensor dan LIDAR.

Tampak kanal-kanal yang terintegrasi dengan sistem pengolahan limbah cair berkonsep giant sewage, berfungsi sebagai pengatur suhu dan kelembaban lokal, ekosistem aquatik dengan diversitas hayatinya, tempat olahraga dan rekreasi dengan air jernihnya, dan media pengujian baku mutu sistem pengolahan limbah cair yang difasilitasi dengan teknologi bioremediasi berbasis enzim dan mikroba, serta berbagai proses kimia seperti flokulasi dan koagulasi, serta proses anaerob yang menghasilkan gas Metana atau CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

Limbah organik padat nya dapat menjadi media tanam, dan limbah organik cairnya dikonversi menjadi pupuk cair. Di kanal-kanal seputar kota juga dibudidayakan berbagai spesies endemik perairan air tawar yang terdiri dari keluarga moluska, krustasea, sampai berbagai jenis ikan.

Ikan sendiri biasanya dibagi menjadi tiga kelompok: super kelas Agnatha (ikan tanpa rahang), kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan), dan super kelas Osteichthyes (ikan bertulang) . Dua kelompok terakhir termasuk dalam infraphylum Gnathostomata, kategori yang berisi semua vertebrata berahang.

Air baku dari kanal-kanal perkotaan tersebut juga digunakan untuk sistem irigasi mikro yang terkoneksi dengan sistem pertanian vertikal berbasis teknik hidroponik dan aeroponik yang tersebar di setiap lahan di sekitar struktur atau konstruksi fungsional.

Aneka jenis sayur dan holtikultura ditanam secara vertikal dan horizontal dengan sistem irigasi dan nutrisi terotomasi. Nutrisi didapatkan antara lain dari pengolahan limbah cair dan limbah organik yang dihasilkan warga kota.

Di salah satu bagian kota terdapat area riset yang bersifat open space dan menjadi innovation & creative center, yang berfungsi sebagai alun-alun pengetahuan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang riset seperti workshop dan laboratorium yang mudah diakses.

Koneksi di Arunika ditunjang oleh model teknologi HAPS atau high altitude platform system yang terintegrasi dengan sistem satelit LEO (low earth orbital), hingga akses informasi 7/24 terlayani dengan kecepatan up link/ down link sangat tinggi dengan fasilitas pita lebar (broadband).

Arunika juga telah bebas emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor peternakan dan pertanian dengan menerapkan teknologi kultur sel dan jaringan untuk mendapatkan sumber protein hewani.

Sementara layanan kesehatan personal yang presisi berbasis prediksi genomik telah terintegrasi dengan berbagai piranti personal (personal gadget yang bersifat wearable) dan berbagai sensor di hunian maupun lingkungan yang merupakan habitat cerdas.

Layanan kedokteran kuratif juga telah dilaksanakan secara hibrid melalui pemanfaatan teknologi nano, smart pharmacotherapy, gene and cell cure management, juga tindakan-tindakan medis berbasis robotika dan AI (khususnya pada aspek diagnosis dari hasil analisis data medis penunjang).

Bahkan aspek nutrigenomik dan psikogenomik telah menjadi bagian dari kebijakan yang diterapkan dari hulu ke hilir, termasuk sektor pertanian dengan unggulan yang relevan, sampai industri manufaktur dan jasa hilir kuliner yang semua menggunakan pendekatan nutri dan psikogenomik.

Masyarakat banyak bergerak, mendapatkan udara dan air berkualitas baik, layanan transportasi publik yang prima dan ramah lingkungan, hunian cerdas yang sesuai dengan kebutuhan psiko dan fisiologi, sumber pangan sehat, layanan kesehatan terintegrasi, sistem pendidikan yang relevan dengan konsep keunggulan manusia, jaminan keamanan dan keselamatan yang difasilitasi teknologi surveilans yang bersifat prediktif dan antisipatif, pengolahan limbah terintegrasi, dan juga tersedianya ruang publik lintas dimensi (virtual dan faktual) untuk mengekspresikan budaya dan olah seni berestetika, hingga tentu saja Arunika menjadi kota yang nyaman untuk tinggal dan mengkonstruksi evolusi peradaban secara bertahap dan elegan.

Pengolahan limbah terintegrasi dan pengelolaan lingkungan serta keanekaragaman hayati secara hati-hati dan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu ekologi, adalah keniscayaan yang telah direncanakan.

Intinya Arunika dengan fasilitas publik sampai hunian yang telah menggunakan materi ramah lingkungan dan bersifat adaptif terhadap dinamika alam serta mampu mempreservasi sumber daya serta mengkonservasi segenap komponen di dalamnya, adalah kota yang bersifat beyond smart. Lebih dari sekedar cerdas, Arunika adalah kota yang bijak dan bijaksana. Arunika adalah The Wisdom City. Kota yang mampu mendaur ulang limbahnya secara mandiri, yang mampu membuat bauran sumber catu daya dan rantai pasok energi dengan sifat baru dan terbarukan, kota yang mampu memahami kebutuhan segenap elemen pemangku kepentingannya.

Kota yang memiliki kapasitas sensible yang dengan bijak mampu mensubstitusi serta mengomplementasi kebutuhan warga dan lingkungannya dengan solusi yang bersifat compatible.

Di balik itu semua Arunika tentulah memiliki otak kota yang dijalankan oleh mesin pengolah berkapasitas luar biasa. Teknologi yang mampu mengakomodir kebutuhan sensing, understanding, analyzing, planning, responding, executing, evaluating, & repairing/rebuilding yang karena kompleksitas dan berlapisnya model matematika yang digunakan, maka akan memerlukan pendekatan berbasis kecerdasan artifisial dari genre machine learning atau ML yang dikenal sebagai Deep Neural Network atau DNN yang menggunakan berlapis-lapis model jaringan syarat tiruan sebagai konstruksi dari kecerdasan buatan yang diharapkan dapat menghasilkan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan respon terhadap berbagai perubahan yang terjadi di Arunika, yang disebabkan oleh berbagai proses interaksi yang terjadi di dalamnya.

Dataset dan basis data yang mumpuni, ditambah real history berupa data real time yang diakuisisi dari sensor dan catatan aktivitas di semua fasilitas publik dapat dijadikan bagian dari model recurrent pada model neural network untuk mengolah data besar berpola.

Untuk itu Arunika memerlukan GPU yang sangat kuat. Model GPUaaS, atau GPU-as-a-Service, dapat menjadi pilihan bagi otak kota Arunika. Dimana GPUaaS adalah layanan cloud yang menyediakan akses ke unit pemrosesan grafis (GPU) melalui internet.

Layanan ini memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya GPU dari penyedia layanan sentral dan tidak perlu mengelola perangkat keras GPU sendiri. Tapi tampaknya Arunika justru secara progresif, akan memilih mengelola GPU nya sendiri, dan justru memainkan peran sebagai provider atau penyelenggara
GPUaaS.

GPUaaS sangat berguna untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan daya komputasi tinggi, seperti kecerdasan buatan (AI), seperti machine learning, analitik data, rendering grafis, dan simulasi ilmiah yang dibutuhkan dalam proses desain, drug development secara in-silico, sampai prediksi kebencanaan dan potensi gangguan keamanan yang mengancam keselamatan yang didapatkan dari analisa mitigasi secara berkesinambungan.

Otak Kota Arunika akan terus bekerja secara simultan mengolah data baik yang bersumber dari surveilans yang difasilitasi berbagai sensor di berbagai wilayah dan model pelayanan publik, sampai ke data sekunder dan tersier yang didapatkan dari akuisisi data repositori global ataupun data statistik yang pelaporannya telah terintegrasi.

Arunika akan memahami pola dan dinamika yang terjadi dalam konteks relasi dan interaksi di kotanya. Sistem cerdasnya akan menghitung dan merencanakan aksi sebagai respon dari suatu kondisi secara bijak. Sebagai contoh, pemilihan dan penanaman vegetasi dalam bauran diversitas hayati, diperhitungkan secara cermat, tak hanya dari kapasitas kemampuan menahan air atau tingkat produksi oksigen dan pengurangan karbondioksida (CO2) semata, tapi juga dapat mengetahui prakiraan akumulasi kadar phytoncide yang dihasilkan pohon (khususnya konifer seperti cemara dan pinus tinggi kadarnya) yang dapat mengurangi tingkat stress dan memperbaiki mood, yang pada gilirannya tentu berpengaruh konstruktif terhadap berbagai kondisi di sistem faali lain seperti metabolisme atau kapasitas fungsi imunologi.

Demikian juga petrichor yang meruap seiring rinai hujan yang membasahi permukaan bumi, akan dipelajari dan dioptimasi kehadirannya oleh Otak Kota Arunika alias OKA.

OKA juga akan mengamati dan mengevaluasi keberadaan mikrobiota yang bersifat flora normal, serta berbagai indikator ekologis lainnya. Dengan berbagai fasilitas pelayanan publik yang memiliki kapasitas cerdas untuk melakukan aktivitas dinamis yang adaptif dengan situasi dan kondisi lingkungan biologis dan sosial, Arunika dapat menjadi kota yang bijak dalam menilai dan santun dalam menghadirkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan publik bagi segenap warganya, juga bagi lingkungannya tentu saja.

Sayangnya Mbak bohay yang tidur di sebelah keburu membangunkan saya dengan guncangan-guncangan keras, jauh dari pengertian mesra, layaknya orang yang saling mencinta. Memang begitu kebiasaan istri saya yang kata orang Sunda, geulisna teh meni teu kabina-bina…

Ngiler tuh… bentaknya kesal, sembari terus melihat ke arah sarung bantal yang memang baru saja kemarin diambil dari laundry.

Jadi yah apa mau dikata, cerita tentang kota bijak bernama Arunika cukup berakhir di sana ya. Semoga besok malam bermimpi lagi, dan mimpinya masih soal Arunika part dua ya πŸ™πŸΎπŸ™πŸΎπŸ˜

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts