Tauhid Nur Azhar

Peradaban Data: Data Driven Decision Making untuk Keputusan yang Dapat Dipertanggungjawabkan

Pagi ini sambil menikmati sepiring nasi uduk dengan berbagai lauk pauknya yang dihidangkan bersama secangkir kopi khas Nusantara, saya duduk merenung di tingkap sebuah bangunan yang terletak di atas jalan.

Tak terasa sepoi angin pagi yang berhembus seiring dengan celoteh mencericit dari beburungan kecil yang berlompatan riang di daha pohon mangga Kuweni di halaman kedai ini, membuat saya memasuki pelataran gelombang alfa menuju theta yang menjadi dimensi dimana mimpi-mimpi dikonstruksi.

Gelombang Alfa dominan saat rasa kantuk mulai datang menyapa, kelopak memberat dan mata mulai tertutup. Dengan frekuensi 8–13 siklus per detik (Hz), gelombang alfa yang sebagian besar dihasilkan di lobus oksipital, bagian otak ternyata memang berhubungan dengan fungsi fisiologi penglihatan.

Setelah mata merem melek, dan rasa kantuk seolah tak tertahankan, maka peralihan menuju gelombang delta, atau gelombang otak yang lebih lambat, dengan frekuensi sekitar 1–4 Hz, tak dapat lagi dihindari.

Gelombang delta terjadi saat tidur dan saat melakukan proses penyelarasan kesadaran faali, misal saat berzikir, berdoa, dan beribadah.

Peralihan itu membangkitkan jalur atau trajektori otak yang menghasilkan gelombang theta. Dimana gelombang theta terjadi saat tidur mulai memasuki fase nyenyak hingga kita mulai bermimpi, atau berada dalam kondisi terelaksasi secara mendalam. Hasil riset neurosains menunjukkan bahwa gelombang theta berperan dalam memproses informasi dan membuat kenangan.

Rupanya saya bermimpi di area theta-delta dengan fungsi oksipital dan temporal beserta area asosiasi visual dan auditorialnya yang beristirahat sempurna. Entah karena terbawa suasana, ataupun karena keracunan glikemik pasca menyantap uduk yang bercita rasa ciamik.

Saya merasa terjaga di sebuah kapsul tidur di sebuah hunian masa depan yang dikonstruksi dari material maju dan cerdas yang tampak transparan sebagaimana produk dari kristal kuarsa dan silika.

Silika, kuarsa, dan kaca, ketiganya memiliki kaitan dengan silikon dioksida (SiO2), dimana silika erupakan senyawa kimia dengan rumus kimia SiO2.

Silika digunakan dalam banyak industri, termasuk untuk membuat kaca, serat optik, keramik, dan semen. Silika juga digunakan dalam pasir silika, yang merupakan pasir putih yang banyak mengandung silika. Pasir silika digunakan untuk menyaring air minum dan kotoran ikan di akuarium.

Sedangkan kuarsa merupakan mineral kristal alami yang sebagian besar terdiri dari silika, tetapi juga mengandung pengotor. Pasir kuarsa adalah bahan baku yang penting dalam industri modern, termasuk untuk membuat kaca, keramik, dan filter air.

Lalu kaca sebagai produk akhir yang biasa kita jumpa dj rumah tangga atau area publik sebuah kota, sebagian besar dibuat dari silika, yang dicampur dengan batu pasir dan fluks untuk menghasilkan kekentalan dan titik leleh yang tidak terlalu tinggi. Kaca kemudian dicampur lagi dengan bahan stabilisator untuk membuatnya kuat. Kaca juga dibuat dari bahan utama lain, seperti soda abu dan kapur, dan melalui proses peleburan, pemurnian, dan pembentukan kaca cair menjadi produk jadi.

Produk SiO3 dengan wujud lempeng tipis kuat, transparan dan tembus cahaya, meski sebagian diantaranya dapat difungsikan sebagai prisma untuk memecah spektrum cahaya.

Jadi saat saya mendusin bangun dan berada dalam hunian masa depan dengan materi tembus cahaya, saya menduga saya berada di dalam suatu konstruksi kaca.

Tapi saat saya melihat adanya data, citra, yang menayangkan berbagai indikator fungsi vital saya seperti denyut nadi, suhu, bahkan gambaran gelombang listrik jantung dan otak saya, serta berbagai indikator kondisi lingkungan yang meliputi suhu, kelembaban, juga tingkat konsentrasi baik oksigen, karbondioksida, karbon monoksida, sampai kadar berbagai zat polutan yang berada di atmosfera, saya sadar bahwa materi tembus pandang seperti kaca ini juga bersifat semikonduktor.

Bahan semikonduktor adalah bahan kristal yang dapat menghantarkan listrik, tetapi konduktivitasnya berada di antara konduktor dan isolator. Kemampuannya untuk menghantarkan listrik dapat meningkat seiring dengan naiknya suhu, sehingga bahan semikonduktor dapat bertindak sebagai konduktor atau isolator, tergantung pada suhunya.

Pada suhu rendah, bahan semikonduktor hampir tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi ketika suhunya naik, listrik dapat melewatinya dengan mudah. Kemampuan bahan semikonduktor untuk menghantarkan listrik juga dapat ditingkatkan secara signifikan dengan perlakuan kimia.

Bahan semikonduktor merupakan komponen penting dalam sebagian besar elektronik modern, seperti chip komputasi dan mikrokontroler yang menggerakkan ponsel cerdas, komputer, dan televisi. Bahan semikonduktor yang paling umum digunakan adalah silikon, tetapi bahan lain seperti karbon dan germanium juga dapat digunakan.

Bahan semikonduktor yang biasa digunakan dalam aplikasi elektronika daya antara lain meliputi: Dioda Power, Transistor Daya, SCR (Silicon Control Rectifier) atau dikenal dengan nama Thyristor, Diac, Triac.

Teknologi terdahulu menempatkan dioda yang bersifat semikonduktor sebagai pemancar cahaya ke layar dengan teknologi LED. Dimana LED atau light emitting diode adalah Layar LED (Light Emitting Diode) adalah teknologi tampilan yang menggunakan banyak dioda kecil untuk memancarkan cahaya dan menghasilkan gambar. Dioda memancarkan cahaya saat mendapat arus bias maju (forward bias), yang artinya LED akan memancarkan cahaya apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias.

Tapi produk material bening yang menjadi tempat saya rehat kali ini, berbeda. Ada teknologi semi konduktor, juga pemanfaatan sifat optik dari material seperti pembiasan prisma hingga dapat menimbulkan efek strobo dan holografik.

Teknologi holografi sendiri adalah teknologi yang menggunakan cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan untuk menciptakan representasi tiga dimensi dari objek atau gambar.

Sedangkan hologram adalah produk dari teknologi holografi, yang terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk mikroskopik. Hologram bertindak sebagai gudang informasi optik, yang kemudian akan membentuk suatu gambar, pemandangan, atau adegan.

Hologram dapat dilihat hingga 360 derajat dan dapat bergerak dengan animasi dan suara, sehingga informasi dapat disampaikan secara real time. Teknologi ini sering digunakan dalam industri perfilm-an, dan juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga keamanan, penyimpanan data, dan mengekspresikan kreatifitas, serta tentu saja di masa depan merupakan bagian tak terpisahkan dari komunikasi nir entitas yang mensubstitusi model relasi sosial yang kita kenal hari ini.

Teknik holografi ditemukan oleh ilmuwan Hungaria Denis Gabor pada tahun 1947 saat bekerja di British-Thomson-Houston Co. Gabor membuat hologram dua dimensi (gambar datar) dengan lampu busur merkuri menggunakan eksposur berjam-jam. Atas penemuannya ini, Gabor dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1971.

Tapi mimpi saya kali ini memang di luar ekspektasi, tak semata berkutat soal teknik pencitraan ataupun bayangan fiksi tentang masa depan, tapi sejatinya adalah sebuah perjalanan imajinasi yang membawa ke suatu area superkognisi. Suatu kenyataan sebagaimana informasi yang baru saja sekilas saya lihat tengah ditayangkan, kenyataan tentang peradaban yang dibangun dengan data.

Peradaban data adalah keniscayaan. Bisa berupa aksara dan kata dalam konteks bahasa natural semiotika, bisa juga melalui angka dengan permodelan matematika yang beralgoritma.

Kebijakan publik misalnya, jika mengedepankan perspektif yang bersifat subjektif tentu akan memiliki keterbatasan atau limitasi berupa adanya kapasitas daya tampung dan daya oleh informasi. Ada persoalan akuisisi, penyimpanan, dan pengolahan.

Maka struktur peradaban data akan diwarnai dengan perkembangan metoda akuisisi data dengan berbagai piranti sensoris yang terintegrasi dalam kompartemen IoT atau internet of things.

Sementara penyimpanan dan pengolahan dengan server dan mekanisme prosesing berbasis quantum computing akan didukung sepenuhnya oleh konektivitas yang berhubungan langsung dengan proses transmisi dan translasi data hingga dapat menjadi bagian terintegrasi dari proses penyelenggaraan berbagaj fungsi peradaban.

Tibalah kita pada bagian inti dari mimpi pagi ini, data driven decision making, yang didedikasikan untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan di sektor publik.
Apa itu data driven decision making atau DDDM ?

Data-driven policy and decision making merupakan pendekatan yang semakin berkembang dalam pengelolaan layanan publik saat ini. Pendekatan unik yang melibatkan penggunaan data dan analisis untuk mendukung proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang lebih efektif dan efisien.

Di era digital ini, ketersediaan data yang melimpah membuka peluang besar bagi pemerintah dan lembaga publik untuk meningkatkan kualitas layanan yang mereka berikan.

Definisi Data Driven Decision Making (DDDM)
adalah proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada analisis data dan fakta. Menurut Provost dan Fawcett (2013), DDDM melibatkan pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.

Ada beberapa kerangka kerja yang umum digunakan dalam DDDM, antara lain, adalah,
– The DIKW Pyramid, dimana Data, Information, Knowledge, Wisdom (DIKW) adalah kerangka yang menggambarkan transformasi data mentah menjadi kebijaksanaan yang dapat diimplementasikan.
– Big Data Analytics Framework, yang mencakup pengumpulan data, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan visualisasi. Menurut Chen et al. (2014), big data analytics dapat membantu organisasi publik untuk mengidentifikasi pola, tren, dan wawasan yang berguna.

Untuk dapat mengelaborasi berbagai fungsi dari DDDM, beberapa penelitian dan pengamatan telah dilakukan hingga melahirkan berbagai teori dan pendapat akademis dari para ahli yang dapat disimak sebagai berikut,

– Thomas Davenport dalam bukunya Competing on Analytics, menekankan pentingnya analitik dalam strategi bisnis dan kebijakan publik. Ia berpendapat bahwa organisasi yang menggunakan data dan analitik secara efektif dapat mencapai keunggulan kompetitif yang signifikan.

– Michael Lewis-Beck yang merupakan seorang ahli dalam metodologi penelitian sosial, mengemukakan bahwa penggunaan data statistik dapat meningkatkan akurasi dalam pembuatan kebijakan publik. Lewis-Beck menunjukkan bahwa model prediktif dapat membantu meramalkan dampak kebijakan sebelum diterapkan.

– Dan Ariely dalam bukunya Predictably Irrational, Ariely menjelaskan bahwa data dapat membantu memahami perilaku manusia yang kompleks dan sering kali tidak rasional. Ariely menyarankan bahwa analisis data yang mendalam dapat mengungkapkan pola tersembunyi dalam perilaku masyarakat yang dapat digunakan untuk perbaikan layanan publik.

Data-driven policy and decision making berpotensi besar untuk merevolusi layanan publik. Dengan pemahaman yang tepat tentang teori, pendapat ahli, dan tantangan serta peluang yang ada, lembaga publik dapat meningkatkan kualitas layanan mereka secara signifikan melalui penggunaan data.

Penentuan suku bunga bank sentral atau BI Rate adalah instrumen kebijakan moneter yang digunakan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi. Keputusan ini didasarkan pada analisis berbagai data ekonomi baik domestik maupun global. Berikut adalah analisis data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia dan data sekunder ekonomi global terkait penentuan BI Rate.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Data BPS menunjukkan adanya peningkatan produksi komoditas utama seperti padi dan jagung pada tahun 2023. Namun, terdapat fluktuasi harga akibat perubahan cuaca dan gangguan pasokan yang dapat mempengaruhi stabilitas harga pangan domestik.

Indeks daya beli masyarakat, yang diukur melalui Indeks Harga Konsumen (IHK), menunjukkan peningkatan pada kuartal pertama 2024. Hal ini mencerminkan peningkatan pendapatan dan konsumsi rumah tangga, meskipun kenaikan harga bahan pokok menekan daya beli sebagian masyarakat.

Tingkat inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 4,5% pada Juni 2024, di atas target inflasi Bank Indonesia sebesar 3%. Kenaikan harga pangan dan energi menjadi pendorong utama inflasi, ditambah dengan faktor eksternal seperti harga minyak global yang tinggi.

BPS melaporkan bahwa akses transportasi di beberapa wilayah telah membaik dengan adanya pembangunan infrastruktur baru. Namun, biaya logistik masih tinggi, terutama di wilayah terpencil, yang berkontribusi terhadap harga barang dan jasa yang lebih mahal.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi. Pada pertengahan 2024, rupiah berada pada kisaran Rp15.000 per USD, dipengaruhi oleh arus keluar modal asing dan ketidakpastian kebijakan moneter global.

Konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur telah mempengaruhi harga minyak dan kestabilan pasar global. Ketidakpastian ini berkontribusi pada volatilitas harga komoditas dan aliran modal.

Harga minyak bumi global terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 2024, harga minyak mencapai $90 per barel, dipicu oleh gangguan pasokan dan ketegangan geopolitik. Harga minyak yang tinggi berdampak pada biaya produksi dan transportasi, yang kemudian mempengaruhi inflasi domestik.

Kinerja bursa saham dunia, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa, menunjukkan volatilitas akibat ketidakpastian kebijakan moneter dan konflik geopolitik. Penurunan di pasar saham global dapat mempengaruhi sentimen investor dan arus modal ke negara berkembang seperti Indonesia.

Berdasarkan analisis data di atas, berikut adalah beberapa pertimbangan utama dalam penentuan BI Rate:

– Mengendalikan Inflasi, dengan inflasi yang berada di atas target, Bank Indonesia perlu mempertimbangkan kenaikan suku bunga untuk mengurangi tekanan inflasi. Kenaikan suku bunga dapat membantu menekan permintaan agregat dan stabilitas harga.

– Menjaga Stabilitas Rupiah, volatilitas nilai tukar rupiah memerlukan perhatian khusus. Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia, yang pada gilirannya dapat membantu menstabilkan nilai tukar rupiah.

– Mendukung Pertumbuhan Ekonomi, suku bunga yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia perlu menemukan keseimbangan antara menjaga inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

– Mengantisipasi Kondisi Global, ketidakpastian global, termasuk harga minyak yang tinggi dan konflik kawasan, memerlukan kebijakan moneter yang fleksibel. Bank Indonesia perlu siap untuk menyesuaikan kebijakan suku bunga sesuai dengan dinamika global yang dapat mempengaruhi perekonomian domestik.

Rancangan sistem pelayanan kesehatan primer yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di wilayah kabupaten dan kota. Untuk itu, analisis data terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia serta data sekunder global post-pandemi menjadi sangat penting. Berikut adalah rancangan sistem pelayanan kesehatan primer berbasis data.

Data BPS menunjukkan distribusi fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan klinik masih belum merata. Banyak wilayah terpencil kekurangan fasilitas kesehatan yang memadai, yang menghambat akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar.

Prevalensi penyakit menular dan tidak menular di Indonesia bervariasi antar wilayah. Penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan tuberkulosis masih menjadi tantangan utama dalam pelayanan kesehatan primer.

Usia harapan hidup di Indonesia meningkat, mencapai rata-rata 72,3 tahun pada 2023. Namun, terdapat disparitas antara wilayah perkotaan dan pedesaan yang menunjukkan kesenjangan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan.

Angka kematian ibu (AKI) masih menjadi indikator yang perlu diperhatikan. Data BPS menunjukkan bahwa AKI di Indonesia adalah sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dengan variasi signifikan antar daerah. Penyebab utama termasuk komplikasi kehamilan dan persalinan yang tidak tertangani dengan baik.

Status gizi masyarakat, terutama anak-anak, masih memprihatinkan. Prevalensi stunting pada anak balita adalah sekitar 27,6% pada tahun 2023. Malnutrisi menjadi tantangan utama yang memerlukan intervensi gizi yang lebih baik.

Pertanian merupakan sektor penting yang mempengaruhi status gizi dan kesehatan masyarakat. Produksi pangan yang stabil dan distribusi yang efisien sangat penting untuk memastikan ketersediaan dan akses pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat.

Daya beli masyarakat, yang diukur melalui Indeks Harga Konsumen (IHK), mencerminkan kemampuan ekonomi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Data BPS menunjukkan peningkatan daya beli, namun masih ada kelompok masyarakat yang kesulitan mengakses layanan kesehatan karena biaya.

Inflasi di Indonesia yang tercatat sebesar 4,5% mempengaruhi biaya hidup, termasuk biaya kesehatan. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan akses terhadap layanan kesehatan.

Akses transportasi yang baik sangat penting untuk mobilisasi tenaga kesehatan dan distribusi obat-obatan. Data BPS menunjukkan perbaikan akses transportasi di beberapa wilayah, meskipun biaya logistik masih tinggi di daerah terpencil.

Fluktuasi nilai tukar rupiah dapat mempengaruhi harga obat dan peralatan medis yang diimpor. Nilai tukar yang stabil sangat penting untuk menjaga biaya layanan kesehatan tetap terjangkau.

Pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global. Pemulihan ekonomi yang lambat di beberapa negara dapat mempengaruhi ekspor dan impor, termasuk obat-obatan dan alat kesehatan.

Pandemi juga mengubah pola penyakit di masyarakat, dengan peningkatan penyakit mental dan gangguan kesehatan akibat infeksi COVID-19 jangka panjang. Sistem kesehatan harus adaptif terhadap perubahan ini.

Dari data yang tersedia kita dapat membuat suatu rancangan Sistem Pelayanan Kesehatan Primer dengan target objektif sebagai berikut;

– Penguatan Fasilitas Kesehatan*, dimana pembangunan dan peningkatan kualitas puskesmas di seluruh kabupaten/kota, dengan fokus pada wilayah terpencil. Setiap puskesmas harus dilengkapi dengan tenaga medis yang memadai dan peralatan kesehatan yang cukup.

– Program Gizi Terpadu, dimana implementasi program gizi terpadu perlu dilakukan untuk mengatasi masalah stunting dan malnutrisi. Program ini melibatkan penyuluhan gizi, distribusi makanan bergizi, dan pemantauan pertumbuhan anak secara berkala.

– Pelatihan Tenaga Kesehatan yang dilakukan secara berkala bagi tenaga kesehatan, terutama terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular, serta komplikasi kehamilan dan persalinan. Pelatihan ini juga mencakup pengetahuan tentang penanganan pasien pasca COVID-19.

– Subsidi dan Asuransi Kesehatan, dimana peningkatan cakupan asuransi kesehatan nasional (BPJS Kesehatan) dan pemberian subsidi untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah diperlukan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

– Perbaikan Akses Transportasi, sebagai bagian dari peningkatan infrastruktur transportasi untuk mempermudah akses masyarakat ke fasilitas kesehatan, serta untuk distribusi obat-obatan dan peralatan medis ke daerah terpencil, adalah prioritas yang krusial.

– Penggunaan Teknologi, seperti teknologi telemedicine untuk menjangkau masyarakat di wilayah terpencil. Telemedisin memungkinkan konsultasi jarak jauh dengan dokter spesialis, sehingga masyarakat dapat memperoleh layanan kesehatan tanpa harus melakukan perjalanan jauh.

– Monitoring dan Evaluasi, pengembangan sistem monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan untuk mengukur efektivitas program kesehatan. Data yang dikumpulkan digunakan untuk membuat kebijakan yang berbasis bukti dan menyesuaikan program sesuai kebutuhan.

Dengan menggunakan data dari BPS dan kondisi global terkini, sistem pelayanan kesehatan primer dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di berbagai wilayah kabupaten dan kota di Indonesia. Rancangan ini menekankan pentingnya akses yang merata, kualitas layanan yang tinggi, dan adaptasi terhadap kondisi ekonomi dan kesehatan global post-pandemi.

Persoalan krusial dalam proses pengelolaan mahadata (big data) adalah standarisasi dan filtrasi data serta klasifikasi berdasarkan fungsi yang berperan penting dalam akurasi dan validitas hasil pengolahan.

Beberapa peran utama analisis Maha Data dalam pengambilan keputusan berdasarkan data, antara lain adalah dengan menggunakan data historis untuk memprediksi tren masa depan, dapat dihasilkan prediksi permintaan pasar atau tren konsumen.

Sedangkan dengan segmentasi dan personalisasi melalui pembagian data menjadi segmen-segmen yang lebih kecil untuk analisis lebih mendalam dan personalisasi layanan dalam konteks pemasaran, data konsumen dapat dianalisis untuk menciptakan kampanye pemasaran yang lebih efektif.

Analisa mahadata dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Contoh, dalam manufaktur atau industri layanan transportasi, penggunaan sensor IoT dapat digunakan untuk memonitor mesin dan mencegah kegagalan operasional lokomotif kereta api di PT KAI.

Analisa data dapat juga mendeteksi anomali dan resiko atau potensi gangguan keamanan, melalui proses identifikasi pola yang tidak biasa atau aktivitas mencurigakan (malicious). Misal, dalam sektor keuangan, analisis Big Data dapat digunakan untuk mendeteksi penipuan atau transaksi mencurigakan.

Pada gilirannya analisa data secara terstruktur dan sistematis berperan dalam proses pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence based decision making). Dimana proses pengambilan keputusan didasarkan pada analisis data yang akurat dan objektif serta komprehensif, bukan intuisi atau pengalaman semata.

Daftar Bacaan Lanjut

– Chen, M., Mao, S., & Liu, Y. (2014). Big Data: A Survey. Mobile Networks and Applications, 19(2), 171-209.
– Davenport, T. H., & Harris, J. G. (2007). Competing on Analytics: The New Science of Winning. Harvard Business Review Press.
– Provost, F., & Fawcett, T. (2013). Data Science for Business: What You Need to Know about Data Mining and Data-Analytic Thinking. O’Reilly Media.
– Lewis-Beck, M. S. (1980). Applied Regression: An Introduction. Sage Publications.
– Ariely, D. (2008). Predictably Irrational: The Hidden Forces That Shape Our Decisions. HarperCollins.
– Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2024). Laporan Statistik Ekonomi Indonesia.
– Bank Indonesia. (2024). Kebijakan Moneter dan BI Rate.
– International Monetary Fund. (2024). World Economic Outlook.
– Organization of the Petroleum Exporting Countries. (2024). Monthly Oil Market Report.
– Bloomberg. (2024). Global Market Data and Analysis.
– Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Profil Kesehatan Indonesia.
– World Health Organization. (2023). Global Health Observatory Data.
– International Monetary Fund. (2024). World Economic Outlook.
– Organization of the Petroleum Exporting Countries. (2024). Monthly Oil Market Report.

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts