Tauhid Nur Azhar

Pagi dan Logika-Logika Matematika Sederhana

Pagi ini dunia berputar dengan ceria, seperti bianglala yang ada di taman bermain di sudut ibukota.

Mentari seolah menyapa dengan tawa, dan langitpun membiru tanpa rona mega yang pagi ini tak terkondensasi, selaras dengan konsensusnya dengan menghadirkan gelombang dengan panjang 445 dan 450 nm hingga tampak biru dengan semburat ungu, membingkai berkas gelombang dengan panjang 460 nm yang tampak seperti biru murni, atau spektrum 473 nm yang lebih kita kenal sebagai warna biru langit.

Birunya pagi ini melangut rindu yang semalam membeku karena suhu dingin senyum sadismu padaku. Sampai pagi aku terpaku karena otak dan ototku mendadak kaku, lidahku terasa sangat kelu dan kepala lama-lama jadi ngelu. Karena elu, si biang rindu, datang menggeruduk ufuk qalbu ku dengan segudang cemburu.

Mengapa bisa begitu? Itu karena Clash of Champions telah membetot segenap perhatianku yang membuatku tak fokus memijat betismu. Lalu terpantiklah senyum sadis itu, yang dalam hitungan mili sekon sudah mampu melampaui titik beku.

Titik beku relatif tentunya ya. Karena bila menembus titik beku absolut, tak hanya hatiku yang berkeping-keping di hadapanmu, tapi juga kolor Sponge Bob Biru kesayanganku akan mengkristal dan menjadi getas hingga dapat diretas, bahkan hanya oleh seekor serangga saja yang melintas.

Tahukah anda jika titik beku absolut, atau nol mutlak, adalah suhu hipotetis di mana energi molekul berada pada titik paling minimum? Pada titik beku absolut, partikel atau molekul suatu sistem dianggap tidak lagi memiliki energi internal dan tidak menunjukkan pergerakan sama sekali. Mirip dengan usus yang terkena Scopolamine yang nama zat aktifnya Hiosin hidrobromida yang diekstrak dari keluarga terong-terongan (Solanaceae) seperti Kecubung (Datura).

Secara numerik, titik beku absolut ditulis sebagai 0 K, -273,15 Β°C, atau -459,67 Β°F.
Dimana skala suhu absolut yang paling umum digunakan adalah skala Kelvin yang dilambangkan dengan K.

Pada skala Kelvin, titik beku absolut bertepatan dengan 0K. Misalnya, suhu ruangan yang umumnya sekitar 20Β°C, jika diubah ke skala Kelvin menjadi 20Β°C + 273,15 = 293,15 K. Semoga mudah dipahami ya?

Gegara saya menyimak dengan sangat khusyu’ review fisikawan You Tuber bernama Mas Fajrul yang S1 nya satu almamater dengan saya di Universitas Diponegoro Semarang, tentang soal-soal keren di fase penyisihan Clash of Champions, saya jadi terasyik masyuk dalam kelana pikir yang membuat saya terlena seperti dibuai dendang merdu dan joget gemulai Ike Nurjanah…. terlena.

Tapi memang keren sih soal-soal yang diberikan untuk anak-anak cerdas Indonesia ini, menarik dan sangat asyik. Pas hari ini dapat kelas untuk IHT (in house training) di Bank Indonesia tentang data driven policy.

Ada soal yang konsepnya adalah persamaan berantai, dimana ada nilai-nilai yang disamarkan dalam alfabet, misal A, B, C dan seterusnya, yang masing-masing nilainya dapat diketahui dari mengoperasikan berbagai persamaan sederhana yang disajikan dalam rangkain kotak-kotak soal.

Untuk mengetahui nilai A, misalnya kita dapat menggunakan hasil operasi di persamaan ke x yang kemudian digunakan untuk memecahkan perhitungan di persamaan y yang akan dapat membuka nila A di persamaan z. Demikian cara berpikirnya secara konseptual.

Contoh soal di tahap 1 Clash of Champions Ruang Guru ini bisa jadi contoh sangat baik tentang pentingnya mengekstrak dan mengelaborasi data untuk menemukan value atau makna dari sebuah fenomena yang sebagaimana jamaknya suatu kondisi di semesta, punya beberapa faktor penyebab yang berkontribusi pada suatu peristiwa dengan kapasitas dan porsinya masing-masing dalam sebuah proporsi kausalitas.

Soal ini juga punya filosofi mendalam yang dapat digunakan dalam konsep data driven management atau decision making dan development of public policy. Data numerik hasil aneka jenis operasi adalah representasi yang sejalan dengan model data yang ada di lingkungan riil.

Perbedaan nomenklatur, definisi, sampai beda simbol semiotika dan artikulasi bahasa dalam konteks semantik yang memantik perbedaan persepsi atau PoV adalah suatu keniscayaan yang jamak kita jumpai dalam proses interaksi keseharian.

Maka yang perlu dicari adalah persamaan pola yang dalam hal ini adalah sistem operasi. Penyelesaian soal di atas adalah dengan melihat pola setiap operasi aljabar dan menemukan adanya kelipatan bilangan tertentu serta menggunakan satu model operasi yaitu perkalian. Maka data yang heterogen, multi channel, serta punya label yang tak seragam dapat terlihat indah berpola dan mampu menuntun kita untuk mendapatkan gambaran utuh tentang suatu struktur anatomi masalah.

Soal lainnya yang menempatkan berbagai persamaan aritmetika sederhana dalam heksagon yang disusun bagai sarang lebah, dimana ada beberapa jenis operasi matematika yang tampak begitu beragam, ada pangkat, akar, kali, dan bagi, membuat kita berasumsi bahwa ini adalah sistem kompleks yang sulit untuk didekati secara sederhana dan bahagia (keduanya adalah merek rumah makan Padang), dari Pagi sampai Sore (Pagi Sore juga RM Minang). Padahal ada pola yang bisa dibaca didalamnya.

Kombinasi dan variasi pola yang tampak acak adalah cerminan dinamika dan konsep uncertainty dalam kehidupan nyata. Pola yang terbaca belum tentu tidak acak, akan selalu ada faktor kejutan dalam suatu kondisi yang kita kira dapat dikontrol dengan baik, dan semua data kita anggap homogen. Demikian pula sebaliknya. Data yang tampak acak-acakan dan semrawut barangkali merupakan sebentuk keteraturan berpola sebagaimana yang diungkap oleh Mandelbrot dalam konsep geometri fraktalnya.

Ada pula soal yang penuh pesona tipuan nan indah. Secara sederhana soal tipuan itu hanya sekedar kejelian melihat pola dalam heksagon dan menghitung nilai angka didalamnya dengan operasi penambahan yang sangat mudah. Soal dengan jenis perhitungan aritmetika sederhana. Meski demikian dapat didekati pula dengan model matematika yang juga relatif sederhana, yaitu dengan menjumlahkan semua bilangan dalam setiap unit heksagon.

Terlihat pola, bahwa setiap heksagon total nilainya adalah 18. Langkah berikutnya kita tinggal menghitung jumlah total heksagonnya bukan? Ada 90 heksagon, total angka akumulasi heksagon adalah 90 x 18 bukan? Ternyata hasilnya salah. Mengapa? Karena ada 1 heksagon impostor. Nilainya beda, total penjumlahan di heksagon itu 16 bukan 18. Outlier.

Suatu hal yang jamak dalam hidup bukan? Tidak semua kondisi sama dan bisa diseragamkan perlakuannya bukan? Ada beberapa plot twist yang membuat kita ternganga karena terpesona oleh tipu dayanya, dan sebelum kesadaran kognitif kita sempat pulih sepenuhnya, kita sudah terjerumus dalam kesalahan yang akan sangat kita sesali πŸ™πŸΎ

Masuk got dan harus mandi lagi tentunya. Apakah pengalaman masuk got ini traumatis? Tergantung pada cara kita mengelola dan menyikapinya. Karena meski bau, menyakitkan, dan memalukan, tapi kecemplung got itu juga lucu, menyenangkan untuk diceritakan, dan so pasti bisa jadi pelajaran untuk berstrategi di kemudian hari bukan? πŸ™πŸΎπŸ™πŸΎπŸ™πŸΎ

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts