Bentrokan Antarkelompok di Babarsari, Sri Sultan HB X: Saya Tidak Mau di Yogya Jadi Ajang Kekerasan

Bentrokan Antarkelompok di Babarsari, Sri Sultan HB X: Saya Tidak Mau di Yogya Jadi Ajang Kekerasan

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X angkat bicara soal peristiwa bentrok antarkelompok yang terjadi di kawasan Babarsari, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Sleman.

Peristiwa bentrok antarkelompok di Babarsari tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu (2/7/2022) dini hari.
Kerusuhan bahkan terus berlanjut hingga Senin (4/7/2022) di sejumlah titik lokasi.

Peristiwa itu menyebabkan sejumlah korban luka dan berbagai macam kerusakan lainnya. Peristiwa kericuhan yang kembali terulang sangat disayangkan Raja Keraton Yogyakarta ini. Terlebih beberapa tahun lalu, Sri Sultan HB X sempat menjadi penengah pascaterjadinya konflik serupa yang terjadi di kawasan Babarsari, Sleman.

Mereka yang terlibat dalam pertemuan tersebut mengakui kesalahannya dan sepakat untuk tak kembali melakukan tindak kekerasan.Bentrokan Antarkelompok di Babarsari, Sri Sultan HB X: Saya Tidak Mau di Yogya Jadi Ajang Kekerasan

“Saya sudah minta untuk tidak ada kekerasan. Soal (watak) bicara keras itu nggak papa, itu kan volume radio saja, gedekke cilikke (dibesarkan/kecilkan). Tapi jangan pengertian kekerasan itu fisik,” tandas Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (4/7/2022).

Menurut Sri Sultan HB X, peristiwa yang terjadi sudah masuk pada pelanggaran hukum dan menimbulkan kerusuhan, maka hukum harus ditegakkan. Pihak kepolisian pun diminta berlaku tegas dalam menegakkan aturan dan melakukan penindakan mulai dari pelaku penganiayaan, perusakan, hingga provokator.
Karena ini pelanggaran hukum saya berharap Polda DIY tidak hanya sekadar melerai, tapi dengan disiplin ya proses (hukum) dengan baik. Saya tidak mau di Yogya ini ajang kekerasan fisik jadi kebiasaan untuk didik anak,” tegas Sri Sultan HB X.

Jika polisi dapat berlaku tegas, Sri Sultan HB X yakin peristiwa serupa tak akan kembali terulang.
“Kita harus keras dengan orang-orang seperti itu karena kita sudah memfasilitasi mereka. Tidak hanya kabupaten Sleman tapi saya juga sudah menerjuni mereka. Karena justru tidak dilakukan tindakan hukum mereka berani,” kata Sri Lebih jauh, tak menutup kemungkinan Pemda DIY akan kembali membuka ruang dialog kepada pihak-pihak yang bertikai. Sri Sultan HB X pun bersedia bertemu langsung untuk melakukan mediasi.

“Ya silahkan saja bagi saya nggak ada masalah. Kalau tidak bisa ya saya yang nerjuni juga bisa saja,” kata Sri Sultan HB X. (*)

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts