Gunung Merapi Alami Perubahan Morfologi, Aktivitas Vulkanik Masih Cukup Tinggi
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 12-18 Februari 2021 terlihat adanya perubahan morfologi pada Gunung Merapi. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi pun masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebutkan analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 17 Februari terhadap tanggal 11 Februari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran. “Dari data drone tanggal 17 Februari 2021 teramati dua kubah lava yang lokasinya berada pada Barat Daya (menempel di dinding Lava1997) dan kubah yang berada di tengah kawah,” kata dia melalui keteragan resmi BPPTKG.
Ia menyebutkan berdasarkan perhitungan foto udara, kubah yang berada di barat daya memiliki dimensi panjang 258 m, lebar 133 m, tinggi 30 meter, dan volume sebesar 397.500 m3 dengan laju pertumbuhan sebesar 25.200 m3/hari. Kubah lava yang berada di tengah kawah memiliki dimensi panjang 160 m, lebar 120 m, tinggi 50 meter, dan volume sebesar 426.000 m3 dengan laju pertumbuhan rata-rata 10.000 m3/hari.
“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu,” ujar dia.

Ia menyebutkan deformasi G. Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Selain itu, dilaporkan adanya penambahan aliran di Kali Boyong pada tanggal 16 Februari 2021.
Dari daa tersebut BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
“Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Selatan–Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” kata dia.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, BPPTKG merekomendasikan beberapa hal kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi. Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya=upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.

Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat diharapkan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. Selain itu, pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” papar dia.